Wednesday, December 6, 2017

REMAJA NEKAD MELOMPAT DARI JEMBATAN CITARUM

Minggu, 16/07/2017



Sungguh mencengangkan, seorang remaja nekad melompat dari Jembatan Rajamandala atau sering di sebut Jembatan Citarum Lama yang menghubungkan kota Cianjur dengan Bandung Barat. Ketinggian jembatan ini 30 meter dengan kedalaman air sekitar 4 meter.

Jembatan yang sudah lama tidak beroperasi ini di manfaatkan oleh para pancinta olahraga extreme Rope Jumping atau Bridge Jumping.

Putus cinta soal biasa, daripada bunuh diri mending cobain olahraga extreme yang satu ini. Hihii.. :D
Kalo kalian takut bisa di temenin si aa yang kece-kece loh.. Ulallaa.. Bukannya takut yang ada malah ketagihan. Hahaa..
Yang jomblo jangan baper yee mending langsung coba aja tandem bareng crew-nya yang super duper kece badai ini.

CORA (Corps Batara), olahraga ropejump yang diselenggarakan oleh komunitas Uliners Bandung.
Sebelum melompat tentunya harus safety yah dengan peralatan yang udah memenuhi standar keamanan dan di dampingi oleh para ahli. Dengarkan terlebih dahulu arahan dari pembina.

Are you ready ??? Go…

Yuhuu… Seketika stress hilang, berteriaklah sekenceng-kencengnya gak bakalan ada yang larang kok.


****************************************************************************************************************************************************************************************


Teman-teman bisa share juga pengalaman travelling seru kalian tinggal follow aja akun kami, tag dan hashtag photo atau video terkeren mu, postingan yang terpilih akan kami repost.
IG : @ayuindonesiaku

#ayuindonesiaku #negerikuindonesia

Tuesday, July 18, 2017

NGAPRAKS KA CURUG CIASTANA

NGAPRAKS KA CURUG CIASTANA


Hallo sobat Aprakers… J
Udah pernah berkunjung ke Cianjur ? Eeiits… Jangan salah, kota kecil yang terkenal dengan slogan “JAGO” yang suka di pelesetkan menjadi “Jalan Goreng” alias Jalan Jelek ini ternyata memiliki beribu  keindahan looh.. Salah satunya Curug Ciastana yang terletak di Kp. Pasirkuda Ds. Bojong Asih Kec. Kadupandak – Cianjur Selatan.



Sobat Aprakers yang mau ngaprak kesana lebih baik pakai motor karena track-nya tidak memungkinkan untuk masuk mobil. Perjalanan dari Cianjur Kota sampai ke Kadupandak sekitar 3 jam.

Selama di perjalanan kita akan di suguhkan dengan pemandangan yang indah yaitu permadani kebun teh, perkebunan sayuran, dan juga pegunungan. Lalu kita juga akan melewati sebuah jembatan, hutan belantara, pesawahan, dan juga jalan setapak. Bukan main ini track-nya, kalo yang belum biasa ngaprak pakai motor harus ekstra hati-hati.



Karena track-nya semakin ekstrem kita parkir di salah satu sekolah lalu melanjutkannya dengan berjalan kaki. Dari sekolahan sampai ke curug sekitar 30 menit, lumayan ngos-ngosan juga. Tapi terbayar sudah lelah ini dengan Curug Ciastana yang amazing.




*************************************************************************************
Teman-teman yang minat ngaprak bersama team NGAPRAKS CIANJUR bisa follow akun resmi kami.
IG : @ngapraks_onig
#ngapraksonig #aprakers #ngaprakkeren



*************************************************************************************
Teman-teman bisa share juga pengalaman travelling seru kalian tinggal follow aja akun kami, tag dan hashtag photo atau video terkeren mu, postingan yang terpilih akan kami repost.
IG : @ayuindonesiaku

#ayuindonesiaku #negerikuindonesia

Friday, November 18, 2016

Misteri Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa


MISTERI VIHARA NAM HAI KWAN SE IM PU SA


Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa adalah tempat beribadah bagi umat Buddha.
Selain dipakai sebagai tempat beribadah, Vihara tersebut sering dikunjungi para wisatawan bahkan non Buddha sekalipun.  Karna di Vihara tersebut terdapat juga Pendopo Eyang Semar, Pendopo Prabu Siliwangi, Pendopo Ratu Pantai Selatan Nyi Roro Kidul.




Vihara Nam Hai Kwan Se Im Pu Sa dibangun oleh Anothai Kamonwathin ("Mama Airin"), etnis Thailand yang telah menjadi Warga Negara Indonesia. Mama Airin merupakan satu-satunya penggagas pembangunan vihara ini hingga didirikan pada tanggal 8 Agustus 2000. Menurut penduduk setempat, mama Airin bermimpi bahwa di lokasi vihara ini, 600 tahun silam (Dinasti Qing), vihara ini telah ada, tetapi menjadi hilang karena termakan waktu. Itulah sebabnya ia berinisiatif untuk kembali membangun vihara ini. Setelah mencari lokasi yang mirip dalam mimpinya di Gunung Batu, Malang, dan Gunung Kidul, Yogyakarta, Mama Airin akhirnya menemukannya di daerah Sukabumi. Tepatnya di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Sukabumi – Jawa Barat. Berjarak 25 km dari Pelabuhan Ratu dan 80 km dari Kota Sukabumi.

Vihara ini terletak di atas bukit yang menyodorkan panorama alam yang eksotis dan arsitektur yang unik dengan gaya Thailand.

Memasuki gerbang vihara, pengunjung akan disambut oleh patung naga berkepala tujuh berwarna emas dengan ekornya yang memanjang ke atas menyusuri anak tangga.
Patung Naga Kepala Tujuh
Patung Naga Kepala Tujuh

Di samping patung naga berkepala tujuh terdapat altar Dewi Bumi Nam Hai yang di kawal oleh sepasang patung singa berpita merah.
Altar Dewi Bumi Nam Hai

Altar Dewi Bumi Nam Hai

Altar Dewi Bumi Nam Hai

Ukiran Dinding Altar Dewi Bumi Nam Hai

Gerbang Altar Dewi Bumi Nam Hai






Patung Singa Berpita Merah

Untuk mencapai puncak dari Vihara ini kita harus mendaki 500 anak tangga.

Anak Tangga Vihara Nam Hai

Anak Tangga Vihara Nam Hai

Anak Tangga Vihara Nam Hai

Kepala Patung Naga yang Menyusuri Anak Tangga

Kepala Patung Naga yang Menyusuri Anak Tangga




Ketika kita sedang menaiki anak tangga kita akan mendapatkan sambutan ke dua dari sepasang patung naga berwarna hijau dengan bola api di tengahnya. 

Sepasang Patung Naga Hijau

Sepasang Patung Naga Hijau

Sepasang Patung Naga Hijau


Lalu semakin ke atas kita akan menemukan patung Dewa Julaihud.

Altar Dewa Julaihud

Altar Dewa Julaihud

Semakin naik ke atas lagi kita akan menjumpai altar utama yaitu Altar Dewi Kwan Im. Tempatnya cukup luas dan view yang menghadap ke pantai sangat cocok untuk berfoto-foto.

Altar Dewi Kwan Im

Altar Dewi Kwan Im 
Altar Dewi Kwan Im
Altar Dewi Kwan Im

Altar Dewi Kwan Im

Altar Dewi Kwan Im
View Dari Altar Dewi Kwan Im

Selain panorama alamnya yang eksotis dan arsitekturnya yang unik, cerita mistisnya pun menjadikan magnet untuk menarik para wisatawan.
Apabila kita terus menaiki anak tangga kita akan menemukan tempat yang berbeda, sebuah bangunan minimalis berbentuk rumah dengan desain kerajaan, yaitu Pendopo Eyang Semar, Pendopo Prabu Siliwangi, dan Pendopo Ratu Pantai Selatan Nyi Roro Kidul. 

Pendopo Prabu Siliwangi

Pendopo Prabu Siliwangi


Di dalam ruangan Pendopo Prabu Siliwangi terdapat lukisan dan patung macan yang seolah-olah hidup (yang apabila kita menatapnya seolah-olah sedang berbicara kepada kita).

Lukisan & Patung Macan

Lukisan & Patung Macan

Pendopo Nyi Roro Kidul terletak di puncak vihara. Sebelum memasuki ruangan kita akan di sambut oleh patung Dewi Kwan Im yang sedang menari di atas bunga teratai.

Patung Dewi Kwan Im

Patung Dayang di Teras Pendopo Nyi Roro Kidul

Hiasan di Teras Pendopo Nyi Roro Kidul

View Dari Puncak Vihara

View Dari Puncak Vihara

View Dari Puncak Vihara

View Dari Puncak Vihara

View Dari Puncak Vihara

Masyarakat Jawa percaya bahwa setiap malam jum’at kliwon Ratu Pantai Selatan Nyi Roro Kidul akan detang ke tempat tersebut. Mereka yang percaya dengan mitos tersebut akan datang berbondong-bondong, mengadakan ritual pemberkatan kepada Ratu Pantai Selatan Nyi Roro Kidul.
Di sana terdapat tempat tidur dan meja rias yang dikhususkan untuk sang penguasa Laut Selatan itu. Dengan nuansa hijau yang menyelimuti tempat tersebut. Disana juga terdapat meja kerja Presiden Soekarno beserta fotonya.
Dan juga foto ulama islam di bagian sudut bangunan. Selain itu, terdapat foto Raja dan Ratu Thailand yang di tengahnya terdapat lukisan Nyi Roro Kidul. Tidak semua orang dapat memasuki dan mengambil foto di tempat tersebut, harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari penjaganya.

Lukisan Nyi Roro Kidul

Lukisan Nyi Roro Kidul
Lukisan Nyi Roro Kidul & Dewi Kwan Im

Lukisan Wali Songo


Lukisan Nyi Roro Kidul